Pages

Rabu, 24 Maret 2010

Sembilan Tahun Mengenalmu...

Bagian 3.


Pagi telah tiba dan ayam jantan pun telah berkokok, sambil mengucek-ngucek mata aku berjalan ke kamar mandi dan kulihat ibuku di dapur yang sudah terbangun dan kulihat beliau sedang memasak di dapur. Karena hari ini hari Minggu ibu tidak bekerja,  hari ini dia menyibukkan diri untuk menjadi seorang ibu rumah tangga. Ibu memang sangat spesial di hatiku.
Setelah selesai mandi aku langsung menuju ke kamar untuk salin baju dan kulihat sweater yang menggantung di dekat lemari baju itu, “hmm… teringat lagi deh semalam…” Lalu kuberanjak keluar dan tak lupa pamit kepada Ibu,..

“ Bu aku mau pergi dulu yah…"

"Ehh… Dimas makan dulu…"

Aku menjawab “ Uumm.. nanti aja deh Bu aku makan di luar saja nanti…”

"Dimas… hmmm" (Ibu menggerutu)

“Iya bu…" Akhirnya dengan terpaksa aku sarapan dulu.

Sambil di meja makan Ibu bertanya kepadaku,”Dimas kamu ini mau kemana toh..?”

Aku menjawab..”Dimas mau main bu ada acara musik lagi di daerah kampus Emas."

“Dengan siapa kamu perginya..? Jangan pulang malam-malam yah…?"

“Gak kok bu cuma sama teman-teman dekat saja, (sambil tersenyum-senyum)" aku menjawab.

"Ngapain kamu senyum-senyum begitu...?" kata ibu sambil (mengernyitkan kedua alis matanya) "Wahh… ibu tau nih pasti kamu lagi kesemsem sama seseorang yah…? Sudah ngaku saja..”

“Ihh… Ibu apa sih gak kok…udah yah bu Dimas mau pergi dulu takut  telat nih…”

“Ya sudah hati-hati yah Mas…"

"Iya Bu Assalamualaikum…."

 "Wa’alikumsalam….” (si Ibu sambil melambaikan tangganya dan tersenyum)

Aku berjalan menyusuri jalan yang berliku-liku melewati komplek-komplek yang bertetangga dengan komplekku. Dan tiba di persimpangan aku menghampiri sebuah telepon umum yang ada di sudut jalan. Lalu aku merogoh beberapa recehan yang tersimpan di kantong celanaku dan kumasukkan koin tersebut dengan menekan nomor yang tercatat di kertas lusuh yang kusimpan.

Tak lama aku mendengar suara seseorang wanita paruh baya dari telepon umum tersebut, “Halo… Assalamualikum…” Aku menjawab “Walaikum salam.., umm…maaf Bu, Chika nya ada?" “Ohh.. sebentar yah, eh dari siapa ini?” Lalu aku menjawab," Ini Dimas bu temannya." "Ohh sebentar yah Dimas…" Wahh baik sekali ibunya Chika ini, pikirku.

Kemudian tak lama aku mendengar suara yang lembut dari telepon tersebut. “Haloo…Hai Mas maaf yah aku lama, aku baru aja selesai mandi..”

"Hai juga Chika… ohh yah gak papa kok. Chika, aku mau jemput kamu yah… boleh gak?”
 
"Boleh kok Mas tapi jangan di rumah yah. Kamu jemput di ujung gang aja gak papa kan…?”

“Ok deh aku tunggu yah Ka..”

Aku pun langsung bergegas berjalan menuju persimpangan jalan dan langsung naik sebuah angkot yang menuju rumah di mana Chika tinggal. Setelah sampai di ujung gang aku menunggu sambil menghisap sebatang rokok yang kuambil dari saku celanaku. Kuhembuskan asap rokok ke atas sambil membayangkan betapa indahnya mata itu dan paras wajahnya. Ya Tuhan apakah ini yang dinamakan jatuh cinta? atau hanya perasaan yang datang secara tiba-tiba saja?

"Door…! Hayooo…ngapain kamu bengong Mas?”

"Aduhh Chika kamu tu yah ngagetin aku aja."

“Habis sich kamu bengong gitu.., yuk kita jalan Mas (sambil menggandeng tanganku)."

Aku berbicara dalam hati dan tersenyum “Ya ampuun hari ini aku seneng bangett…”

Namun tiba-tiba Chika sadar dan melepaskan pegangannya, “Umm.. Mas maaf yah..”

Aku terdiam sejenak sambil berfikir mengapa dia meminta maaf kepadaku?,"Chika kenapa minta maaf, gak ada yang salah kok…?”

“Bukan begitu..., kayaknya Chika terlalu cepat dech Mas, takut Dimas berfikir yang bukan-bukan.”

“Ohh tenang aja gak papa kok Ka…, kalo kamu nyaman dengan keadaan ini aku pun sama”

Sambil tersenyum malu…Chika berujar, "Ihh Dimas kamu yah ugghh....”

Lalu kami berdua menuju ke tempat acara yang diadakan, sambil menuju ke tempat acara kami berbincang-bincang bercerita-cerita tentang dirinya dan diriku sambil tertawa geli. Oohh aku baru tau kalo wanita seusia Chika  masih suka minum susu, pantas dilihat postur tubuhnya yang menurutku agak sedikit gemuk namun menggemaskan.

Akhirnya kita sampai di tempat acara dan berjumpa dengan beberapa teman-teman kami, termasuk salah satu temanku si Zoel. Dia menghampiriku “Woyy Mas…, cie cie kayaknya semenjak kemarin malam, makin deket aja nih... ada apa nih ?”

“Yah Zoel kita ini cuma baru deket aja kok...”

Zoel manjawab “Yahh gak papa sih mau baru atau emang udah jadian… cie….cie…”

Aku hanya bisa tersenyum dengan menggenggam jemari tangan si Chika, sambil menghela nafas..

”Huff ya sudah… itu sih terserah elo kok, ditunggu yah kabar baiknya dari gw nanti yah, oh iya gw tinggal dulu yah Zoel…”

Aku langsung mengajak Chika untuk membeli minuman, karena cuacanya agak sedikit panas lalu aku menyeka keringat di kening si Chika dengan saputanganku. Chika menunduk sambil tersenyum malu dan berkata…"Dimas makasih yah... “ Kemudian perlahan-lahan ku dekatkan wajahku ke wajah mungilnya lalu…
(Bersambung…)

0 comments: